Inilah 6 Jenis Hama Padi Dan Pengendaliannya

hama padi
Hama Padi Dan Cara Mengendalikannya

Semangat pagi sahabat tani Indonesia ! semoga kita selalu diberi kesehatan Amiin. Setelah sebelumnya saya berbagi artikel cara mengusir burung disawah, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi artikel jenis hama padi dan pengendaliannya. Boleh kan ? hehe.


Jenis Hama Padi Dan Pengendaliannya

Salah satu tantangan menjadi petani padi ialah hama. Sebab kehadiran hama akan merusak kualitas dan kuantitas hasil panen padi. Apa saja hama padi itu ? simak ya !..

1.Penggerek Batang

Hama ini biasa disebut sundep oleh beberapa petani. Sundep atau penggerek batang menyerang daun tengah juga  pucuk tanaman sampai mati sebab titik tumbuh dimakan oleh larva hama ini. Serangan sundep biasa tejadi pada masa vegetative. Keberadaan hama ini bisa diketahui juga dengan adanya ngengat dan matinya tunas padi.


Untuk mengendalikan penggerek batang (sundep) dapat kita lakukan secara mekanik, secara hayati dan memakai insektisida sesuai anjuran.

2. Wereng

Wereng mempunyai beberapa jenis (spesies), diantaranya wereng coklat, wereng putih, dan wereng hijau. Hama ini menyerang dengan cara menghisap cairan pada tanaman padi, sehingga juga bisa menularkan virus penyakit. Serangannya bisa mengakibatkan tanaman menjadi seperti terbakar dan pertumbuhannya biasa menjadi kerdil.

Cara mengendalikan hama ini bisa menggunakan musuh alami yaitu beauveria bassiana. Tapi jika serangannya sudah parah dan tidak bisa dikendalikan lagi maka silahkan gunakan pestisida kimia sesuai anjuran.


3.Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang biasa muncul ketika padi sedang masak susu. Hama ini menghisap cairan pad bulir, sehingga padi hampa (kosong / kopong) juga tidak sedap. Akibat serangan hama satu ini kualitas dan kuantitas panen padi akan menurun.

Walang sangit bisa dikendalikan dengan menggunakan bangkai keong, letakkan diskeitar area perasawahan sehingga nanti walang sangit akan mengerumuni bangkai keong tadi. Atau bisa juga dengan memanfaatkan musuh alami yaitu dengan melepas jangkrik dan laba-laba.

4. Keong Mas

Keong mas awalnya bukan hama, akan tetapi karna penggunaan pestisida yang tidak terkendali menyebabkan ekosistem rusak sehingga mengakibatkan meledaknya populasi keong disawah, jadilah sekaran menjadi hama.

Keong mas biasa menyerang padi saat masa vegetative, juga biasa saat mulai pembibitan. Hama ini merusak tanaman padi dengan memakan jaringan tanaman sehingga mengakibatkan beberapa bibit hilang.

Hama keong mas dapat dikendalikan dengan menerapkan cara mekanik yaitu dengan mengambil telurnya dan keong yang ada di persawahan. Ada juga cara lain yaitu dengan membuat parit. Parit dibuat di bagian sisi dalam sawah, kemudian galian parit sedalam -+ 20 cm. selanjutnya pada parit tersebut digenangi air dan diberi daun pisang, bisa juga daun papaya. Nah, keong mas biasanya akan berkumpul disitu, kita tinggal mengambil nya satu per satu.


5.Tikus

hama ini merupakan hama yang paling parah serangannya, karena bisa sampai gagal panen. Sifatnya yang rakus dan bergerombol saat menyerang padi. Tikus mulai menyerang saat padi mulai disemai, pindah tanam, dan parahnya lagi saat padi mulai berisi dimana tanaman padi sudah tidak bisa lagi membentuk anakan dan bulir padi. Tikus paling sering menyerang padi saat padi memasuki fase generative

6. Burung

Nah, hama yang paling ditakuti lagi yaitu burung. Karena setelah petani berhasil lolos dari beberapa hama di atas dan mencapai tahap padi menguning, burung akan datang untuk memakan padi-padi yang sudah berisi. Jumlahnya yang banyak menjadikan padi banyak yang hilang dan batang banyak yang patah.

Untuk mengendalikan hama burung ini bisa menggunakan orang-orangan sawah, kemudian diletakan disekeliling sawah dan tengah sawah. Atau juga membuat ajir berwarna merah disekeliling sawah, menggunakan tali-tali yang digantungi kaleng/plastik supaya keluar suara berisik yang menakuti burung. Atau bisa juga memasang jarring atas lahan sawah.

Oke sahabat itulah beberapa hama padi dan cara pengendaliannya. Semoga bermanfaat untuk semua petani Indonesia.

Salam tani,

0 comments